A.
PENGERTIAN SITOSKELETON
Konsep dan
istilah dari sitoskeleton (cytosquelette, dalam bahasa Perancis) pertama kali
diperkenalkan oleh Paulus Wintrebert pada 1931. Sitoskeleton atau
kerangka sel adalah jaring berkas-berkas protein yang menyusun sitoplasma eukariota. Sitoskeleton memiliki peranan
penting dalam pengorganisasian struktur dan aktivitas sel. Sitoskeleton
merupakan tempat bergantung banyak organel bahkan molekul enzim sitosol.
Sitoskeleton lebih dinamis dari pada rangka hewan.
B.
STRUKTUR SITOSKELETON
jaringan ini terdiri atas tiga tipe dasar yaitu mikrofilamen (filamen aktin), mikrotubulus, filament intermediet (serabut antara). Filamen-filamen
ini terhubung antara satu sama lain dan saling bekerjasama (koordinasi).
1. Mikrofilamen
atau filamen aktin
Mikrotubulus adalah rantai protein yang berbentuk spiral. Spiral ini membentuk tabung berlubang. Mikrotubulus tersusun atas bola-bola molekul yang disebut tubulin. Diameter mikrotubulus kira-kira 25 nm. Mikrotubulus merupakan serabut penyusun sitoskeleton terbesar.
Filamen antara adalah rantai molekul protein yang berbentuk untaian yang saling melilit. Filamen ini berdiameter 8-10 nm. Disebut serabut antara karena berukuran diantara ukuran mikrotubulus dan mikrofilamen. Serabut ini tersusun atas protein yang disebut fimetin. Akan tetapi, tidak semua sel tersusun atas fimetin, contohnya sel kulit tersusun oleh protein keratin.
(2). Menjadi kerangka sel
(3). Membantu gerakan substansi dari satu bagian sel ke bagian yang lain.
Mikrofilamen terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan
miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel dan
peroksisom (Badan Mikro). Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel
lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam
sel-sel hati).
2. Mikrotubulus
Mikrotubulus berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk
mempertahankan bentuk sel dan sebagai “rangka sel”. Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan.
Selain itu mikrotubulus berguna dalam pembentukan sentriol, flagela dan silia.
Sentriol berbentuk silindris dan disusun oleh mikrotubulus
yang sangat teratur. Pada saat membelah, sentriol akan membentuk benang-benang
gelendong inti. Silia dan flagella merupakan tonjolan yang dapat bergerak bebas
dan dijulurkan.
3. Filamen
intermediet (Serabut antara)
C. Fungsi sitoskeleton:
(1). Memberikan kekuatan mekanik pada sel
Kekuatan mekanik adalah kekuatan untuk
bergerak. Jadi, dengan kata lain sitoskeleton memberikan kekuatan kepada sel untuk bergerak dengan cara memanipulasi
membran plasma untuk membentuk vakuola makanan selama proses fagositisis. Beberapa ilmuan telah membuktikan bahwa sitoskeleton dapat menghantarkan
gaya mekanis dari permukaan sel ke bagian dalamnya, dan bahkan melalui serabut
lain, ke dalam nukleus.
Seperti yang sudah kita ketahui yaitu
kerangka memiliki fungsi yaitu membentuk dan menyusun sesuatu. Dalam hal ini
sitoskeleton berfungsi sebagai kerangka sel. Jadi, sitoskeleton membentuk dan
menyusun sitoplasma karena sitoskeleton terbentuk dari jaring benang-benang
protein yang mana protein merupakan zat pembangun.
Sitoskeleton terlibat dalam
beberapa jenis motilitas (gerak) sel. Motilitas sel di sini mencakup perubahan
tempat sel maupun pergerakan bagian sel yang lebih terbatas. Motilitas membutuhkan
interaksi sitoskeleton dengan protein yang disebut motor. Molekul motor
sitoskeleton menggoyangkan silia dan flagela. Molekul ini juga menyebabkan
semua otot berkontraksi. Vesikula mungkin berjalan ke tujuannya dalam sel
disepanjang mono-rel yang disediakan oleh sitoskeleton.
D.
KONSEP MATEMATIKA PADA SITOSKELETON
Konsep
matematika yang dapat kami temukan dalam pembahasan sitoskeleton adalah tentang
dimensi tiga, yangmana kami mengibaratkan sitoskeleton sebagai
rusuk-rusuk dalam suatu bangun ruang karena sama seperti rusuk, sitoskeleton
juga merupakan pembentuk atau penyusun. Bedanya hanya jika rusuk membentuk
bidang ruang, sitoskeleton membentuk sitoplasma eukariota.
Konsep
lain yang dapat kami temukan yaitu deret geometri yang kami bandingkan dengan pembelahan sel
(mitosis) yang diperankan oleh mikrotubulus, yangmana mikrotubulus adalah
serabut penyusun sitoskeleton yang terbesar.